FATAWA: Penyimpangan Terhadap Al-Qur’an [Lengkap!]

Banyak sekali kesalahan yang terjadi di masyarakat kita berkaitan dengan Al-Qur’an. Amalan-amalah salah tersebut bukan sekedar dianggap sebagai tradisi dan adat istiadat, namun lebih jauh bahwa semua itu diyakini sebagai bagian dari agama, yang menyebabkan dosa dan cela bila tidak dikerjakan.

Hal ini disebabkan minimnya ilmu agama yang dimiliki, di samping memang kehidupan beragama mayoritas umat Islam di negeri ini cenderung menerima apa adanya.

Untuk itu, tulisan ini hadir agar dapat memberikan petunjuk dan bimbingan dalam memahami, menyikapi dan memperlakukan Al-Qur’an sebagaimana Rasulullah yang kepadanya Al-Qur’an diturunkan.

Berikut ini poin-poin penjelasan seputar penyimpangan-penyimpangan terhadap Al-Qur’an:

A. Berkumpul untuk Membaca Al-Qur’an Bersama-sama:
1. Hukum membaca Al-Qur’an bersama-sama
2. Berkumpul di masjid atau di rumah untuk membaca Al-Qur’an bersama-sama 3. Doa setelah khatam Al-Qur’an
4. Membagi bacaan Al-Qur’an untuk orang-orang yang hadir
5. Berkumpul guna membaca Al-Qur’an untuk orang mati atau orang yang mengundangnya
6. Membaca Al-Qur’an pada hari Jum’at sebelum shalat dengan pengeras suara
7. Membacakan Al-Fatihah atas ruh seseorang atau yang lain
8. Membaca Al-Fatihah seusai shalat fardhu
9. Membaca Al-Fatihah setiap selesai berdoa

B. Khataman Al-Qur’an:
1. Mengadakan perayaan/pesta untuk khataman Al-Qur’an
2. Membagi-bagikan makanan, minuman dan kue-kue seusai khatam Al-Qur’an

C. Mengambil Upah Atas Bacaan Al-Qur’an:
1. Hukum mengambil upah atas bacaan Al-Qur’an
2. Mengupah qari’ untuk membaca Al-Qur’an
3. Mengupah qari’ untuk membacakan Al-Qur’an pada acara-acara perayaan dan sejenisnya

D. Bacaan Al-Qur’an Atas Orang yang Telah Meninggal:
1. Bacaan Al-Qur’an atas orang yang telah meninggal
2. Bacaan Al-Fatihah atas orang yang telah meninggal
3. Bacaan Al-Qur’an untuk kedua orang tua
4. Bacaan Al-Fatihah untuk kedua orang tua

E. Bacaan Al-Qur’an di Atas Kuburan:
1. Membaca Al-Qur’an di atas kuburan orang yang telah meninggal, mendoakannya, melakukan puasa, shalat dan haji untuknya
2. Membaca Al-Qur’an di atas kubur dan memohon pertolongan kepada ahli kubur
3. Menggunakan pengeras suara untuk melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an di rumah duka dan saat membawa mayat dengan mobil 4. Membaca Al-Qur’an di atas kuburan dan di rumah orang yang meninggal dunia

F. Bacaan Al-Qur’an untuk Pengobatan:
1. Pengobatan dengan Al-Qur’an dan menggunakan penolak bala dan jimat-jimat
2. Menuliskan jimat-jimat dan mengalungkannya pada orang sakit
3. Menuliskan Al-Qur’an di atas kertas kemudian mencelupkannya ke dalam air untuk diminumkan kepada orang sakit
4. Menuliskan ayat Al-Qur’an di atas lembaran kemudian membasuhnya dan meminum airnya dengan harapan untuk mendapatkan ilmu atau harta

G. Mengalungkan Ayat-ayat Al-Qur’an di Leher dengan Tujuan sebagai Tolak Bala:
1. Menulis ayat-ayat Al-Qur’an dan membawanya untuk tolak bala
2. Menulis ayat-ayat Al-Qur’an dan mengalungkannya di leher
3. Menggantungkan jimat dari Al-Qur’an dan sejenisnya
4. Menjama’ antara hadits yang melarang dan membolehkan dalam masalah ruqyah
5. Membawa khtab Al-Hisnul Hassin dan sejenisnya sebagai tolak bala
6. Mengkhususkan surat-surat Al-Kahfi, As-Sajdah, Yasin, Fushshilat, Ad-Dukhan, Al-Waqi’ah, Al-Hasyr dan Al-Mulk sebagai ayat-ayat penyelamat
7. Membacakan ayat Al-Qur’an atas air zamzam

H. Ucapan: “Shadaqallahul Azhim” (Maha Benar Allah yang Maha Agung), Mencium Mushaf dan Permasalahan lainnya
1. Ucapan: “Shadaqallahul Azhim” (Maha Benar Allah yang Maha Agung) seusai setiap membaca Al-Qur’an
2. Mencium mushaf sebelum membaca atau sesudahnya
3. Membasuh tangan seusai membaca Al-Qur’an

Semoga bermanfaat. Hanya Allah-lah pemberi taufik, dan semoga shalawat dan salam tercurahkan atas Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam, keluarganya dan seluruh sahabatnya.

About Fadhl Ihsan

Silakan temukan saya di http://facebook.com/fadhl.ihsan

Posted on 20/12/2011, in Uncategorized. Bookmark the permalink. 1 Komentar.

  1. Afwan akh ana rasa point untuk B tentang khataman perlu antum jelaskan lebih rinci,karena ada sebagian ulama yang membolehkan termasuk Imam Ibnu Hajar Al Haitami, juga ada sebuah atsar dari shahabat Anas yang atsar tersebut di shahihkan oleh syaikh Albani.., syukron

Tinggalkan komentar