Kedudukan Orang Tua Nabi: Kafir atau Muslim?

KAJIAN ILMIYAH TENTANG KEDUA ORANG TUA NABI (menjawab syubhat Syi’ah 1)

1. Berkata Al Imam An Nawawi ketika menjelaskan sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam: “Sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka.”

“Di dalam hadits ini terdapat faidah bahwa siapa yang mati di atas kekafiran maka dia di neraka dan tidak akan bermanfaat baginya kerabat dekat.”

2. Al Imam Al Baihaqi berkata di dalam kitabnya “Dalailun Nubuwah” (1/192-193) setelah menyebutkan sejumlah hadits yang menjelaskan bahwa kedua orang tua Nabi di neraka: “Bagaimana mungkin keduanya tidak mendapatkan sifat yang demikian di akhirat, sedang mereka menyembah patung-patung sampai mereka mati, dan tidak beragama dengan apa yang dibawa oleh Nabi Isa alaihi salam, …………”

Dan beliau berkata juga didalam “As Sunanul Kubro” (7/190): “Kedua orang tua beliau adalah Musyrik.” Kemudian beliau menyebutkan dalil-dalilnya.

Masih banyak lagi pernyataan para ulama yang senada, bahkan Al Imam ‘Ali Al Qori menukilkan kesepakatan ulama atas perkara tersebut. Lalu bagaimana dengan sangkaan kaum syi’ah yang menyatakan bahwa kedua orang Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam mukmin?

Memang di sana terdapat hadits-hadits yang menguatkan pendapat mereka itu, akan tetapi sayang sungguh disayang, bahwa hadits-hadits tersebut sebagiannya lemah, sebagiannya lagi palsu, baik ditinjau dari rangkaian para periwayat haditsnya atau ditinjau dari kandungan haditsnya -yang insya Allah kita akan bahas satu persatu hadits-hadits yang mereka jadikan sandaran tersebut-. Semoga Allah memberikan kepada kita semua petunjuk untuk selalu berada di atas jalan yang lurus ini, amin ya Rabbal ‘alamin.

Hujjah mereka:

1. Bahwa kedua orang tua nabi memang mati dalam keadaan kafir akan tetapi Allah akan menghidupkannya kembali untuk kemudian beriman kepada beliau shalallahu ‘alaihi wasallam. Mereka berdalil dengan hadits yang diriwayatkan Ibnu Syahin dari A’isyah radhiallahu ‘anha:

……. Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku pergi ke kubur ibuku, kemudian aku memohon kepada Allah untuk menghidupkannya kembali agar dia beriman kepadaku. Maka Allah Azza Wajalla mengabulkannya.”

Kedudukan hadits:
Para ulama ahlul hadits sepakat bahwa hadits ini lemah.

1. Berkata Ibnu Katsir: “Sesungguhnya hadits tersebut adalah munkar dan para perowinya tidak dikenal,” beliau juga berkata di dalam tafsirnya (1/167): Dan hadits yang diriwayatkan berkaitan dengan hidupnya kedua orang tua Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam tidak terdapat di dalam kitab yang enam dan tidak pula pada selainnya, dan sanadnya (rangkaian para perowinya) lemah. Wallahu ‘alam.

2. Berkata Al Imam As Suhaili di dalam “Ar Raudhul Anf” (1/194): “(hadits tersebut diriwayatkan) dengan sanad yang di dalamnya terdapat para perowi yang tidak dikenal.”

3. berkata Al Hafidz Ibnu Dihyah sebagaimana yang dinukil oleh Ibnu Katsir: “Sesungguhnya hadits ini palsu, menyelisihi Al Qur’an dan kesepakatan, Allah berfirman: “Dan tidak pula orang-orang yang mati dalam keadaan kafir.“ -Selesai ucapan beliau-.

Maksudnya adalah: Bahwa taubat tidak akan diterima dari orang yang telah mati dalam keadaan kafir. Walhasil, bahwa tidak ada satu haditspun yang sah yang menjelaskan bahwa kedua orang tua nabi akan dihidupkan kembali.

Adapun mereka berhujjah bahwa Allah Maha mampu untuk menghidupkannya. Maka tidak ada yang meragukan hal itu, akan tetapi pembicaraan kita adalah sebatas keabsahan hadits di atas. Agar kita dapat beragama berlandaskan hujjah dari Al Qur’an dengan penjelasan dari Nabi, dan tidak beragama dengan kemungkinan-kemungkinan…

Masih banyak syubhat-syubhat kaum syi’ah yang lainnya, insya Allah akan kita bongkar satu persatu….

Wallahu Ta’ala A’la wa ‘alam bish shawab.

* * *

KAJIAN ILMIYAH TENTANG KEDUA ORANG TUA NABI (menjawab syubhat Syi’ah 2)

Mungkin bagi sebagian pembaca heran dengan tema yang kami sajikan dalam kesempatan kali ini, masak sih orang tua nabi mati musyrik?! Tentunya yang namanya mati musyrik pasti tempatnya di neraka.

Terasa berat kami untuk menjawabnya, akan tetapi inilah kenyataan yang harus kami jelaskan, agar kaum muslimin paham dan tidak tertipu dengan syubhat-syubhat yang dilontarkan oleh para pengusung paham sesat. Dengan slogan “membela ahlu baitin nabi shalallahu ‘alaihi wasallam” segala carapun dihalalkan, dari menafsirkan ayat seenak perutnya, memahami hadits dengan hawa nafsu bahkan membuat hadits-hadits palsu atau dengan melontarkan syubhat-syubhat dan memolesnya dengan kata-kata indah agar para awam tertipu. Bi’sa ma kaanu yaf’aluun.

Akan tetapi, bagaimana sih sikap islam sebenarnya? Bukankah agama ini telah sempurna? Nah bagi para pencari kebenaran yang hakiki berikut ini kami hadirkan beberapa hadits yang berkaitan dengan pembahasan kita kali ini. Selamat membaca dengan mata dan hati yang terbuka.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda di dalam beberapa haditsnya yang shahih tentang keadaan kedua orang tua beliau sendiri, di antaranya adalah:

2. Hadits yang diriwayatkan Al Imam Muslim di dalam “Shahihnya” (203), Abu Daud “As Sunan” (4718), Ibnu Hibban “As Shahih” (578), Al Baihaqi “Sunanul Kubro” (13856), Ahmad “Al Musnad” (7/13861), Abu ‘Awanah “Al Musnad” (289), Abu Ya’la Al Mushili “Al Musnad” (3516), dari Anas bin Malik radhiallahu anhu:

“Bahwasanya seseorang bertanya: “Wahai Rasulullah! Di mana ayahku?” Beliau menjawab: “Di neraka.” Ketika orang tersebut beranjak pergi, beliau memanggilnya dan berkata: “Sesungguhnya ayahmu dan ayahku di neraka.”

2. Hadits yang diriwayatkan Al Bazzar di dalam “Al Musnad” (2/1089), At Thabarani “Al Mu’jamul Kabir” (1/326), Ibnu Qudamah Al Maqdisi “Al Ahadits Al Mukhtarah” (1005) dari Sa’ad bin Abi Waqqash:

“Bahwasanya seorang badui mendatangi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam kemudian bertanya: “Wahai Rasulullah! Di mana ayahku?” Beliau menjawab: “Di neraka.” Kemudian dia bertanya lagi: “Di mana ayahmu?” Beliau menjawab: “Setiap kali kamu melewati kuburan orang kafir maka berilah kabar gembira dia dengan neraka.”

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah di dalam “As Sunan” (1/1573) dari Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma dengan tambahan: “Wahai Rasulullah! Dahulu ayahku penyambung silaturahmi dan dia… dan dia…(kemudian dia menyebutkan beberapa kebaikannnya), di mana dia? (kemudian Rasulullah menjawab dengan jawaban di atas…..”

Berkata Abu Bakr Al Haitsami di dalam kitabnya “Majmu’ Az Zawa’id” setelah menyebutkan hadits di atas: “Para perowinya, perowi Shahih Bukhari.”

3. Hadits yang diriwayatkan Muslim di dalam “Shahihnya” “Kitabul Janaiz bab Isti’dzanun Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam rabbahu ‘azza wajalla Fii Ziyaroti Qabri Ummihi” (976), Ibnu Hibban “As Shahih” (3169, Ibnu Majah “As Sunan” (1572) Al Baihaqi “Sunanul Kubro” (6949,6984,13857), Abu Bakr bin Abi Syaibah “Al Mushannaf” (11807) dan Abu Ya’la “Al Musnad” (6193), dari Abu Hurairah radhiallahu anhu:

“Aku meminta ijin kepada Rabbku (Allah) untuk memintakan ampunan untuk ibuku, akan tetapi Dia tidak mengijinkanku, dan aku meminta ijin untuk menziarahi kuburnya, maka Dia mengijinkanku.”

Di dalam riwayat lain disebutkan: “Bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menziarahi kuburan ibunya kemudian beliau menangis maka menangislah para shahabat seluruhnya, beliau berkata:… (kemudian beliau menyebutkan lafadz diatas) dan melanjutkan: “Hendaklah kalian berziarah kubur, karena ziarah kubur akan mengingatkan kematian.”

Berkata Syamsul Haq Al ‘Adzim Abadi di dalam kitabnya “‘Aunul Ma’bud” (9/Bab Fii Ziyarotil Qubur): “(perkataan nabi) “Akan tetapi Dia tidak mengijinkanku” ini disebabkan dia (Aminah) mati dalam keadaan kafir, maka tidak boleh memintakan ampun untuk orang kafir (yang sudah mati).”

Pernyataan para ulama’:

1. Al Imam Al Baihaqi berkata di dalam kitab beliau “Dalailun Nubuwah” (1/192-193) setelah menyebutkan sejumlah hadits-hadits yang menunjukan bahwa kedua orang tua Nabi di neraka: “Bagaimana keduanya tidak mendapatkan sifat yang demikian di akhirat, sedang mereka menyembah patung-patung sampai mereka mati, dan mereka tidak beragama dengan agamanya Nabi Isa alaihis salam, …………”

Dan di dalam “As Sunanul Kubro” (7/190) beliau berkata: “Kedua orang tua beliau adalah musyrik,” kemudian beliau menyebutkan dalil-dalilnya.

2. Al Imam Ath Thabari menyebutkan di dalam “Tafsirnya” ketika menjelaskan firman Allah subhanahu wata’ala:

“Kamu tidak akan ditanya tentang para penghuni jahannam.” (Al Baqarah: 119)

Dan kedua orang tua beliau termasuk di antaranya. (Tafsir Ath Thabari 1/516)

3. Al-Imam An-Nawawi Asy-Syafi’i berkata ketika menjelaskan hadits “Sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka”. Hadits ini mengandung faidah bahwa siapa saja yang mati dalam keadaan kafir, maka ia termasuk dari penduduk neraka, tidak akan bermanfaat pembelaan orang yang membela, dan barang siapa yang mati pada masa fathrah (kosongnya masa kenabian) dari para penyembah berhala, maka dia termasuk dari penghuni neraka, ini bukan dikarenakan belum sampai kepada mereka dakwah akan tetapi telah sampai kepada mereka da’wah Ibrahim dan nabi-nabi setelahnya shalatullah wa salamullahu alaihim. (Syarhun Nawawi:1/79)

4. Berkata Al ‘Adzim Abadi di dalam “Aunul Ma’bud” ketika menjelaskan hadits, “Allah tidak mengijinkanku untuk memintakan ampunan untuk ibuku” : “Karena ibunya adalah kafir, dan memintakan ampunan untuk orang kafir (yang sudah mati) adalah dilarang… dan di dalam hadits ini terdapat faidah bolehnya ziarah ke kuburan orang musyrikin dan larangan untuk memintakan ampunan untuk orang kafir (yang sudah mati).”

5. Al Imam Al Qori’ menukilkan ijma’ para ulama’ salaf (yang terdahulu dari kalangan shahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in) dan khalaf (setelah shahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in) bahwa kedua orang tua Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam termasuk dari penghuni neraka, dia berkata: “Telah bersepakat para ulama’ salaf dan khalaf, imam yang empat (Imam Malik, Ahmad, Syafi’i, Abu Hanifah) dan seluruh mujtahidiin bahwa kedua orang tua Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam akan masuk neraka……..

6. Al Imam Al Baidhawi ketika menafsirkan ayat ‎ ﻭﻻ ﺗﺴﺄﻝ berkata: “Al Imam Nafi’ dan Ya’qub membacanya dengan huruf ta’ berharokat fathah yang artinya: “Janganlah kamu bertanya tentang penghuni neraka”. Ini adalah larangan terhadap beliau shalallahu ‘alaihi wasallam untuk bertanya tentang keadaan kedua orang tua beliau.” (Tafsir Al Baidhawi, 1/185)

Masih banyak lagi hujjah-hujjah yang lainnya yang menunjukkan bahwa kedua orang tua Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam mati kafir dan termasuk penghuni neraka kekal di dalamnya. Akan tetapi kita cukupkan sampai di sini dulu.

Mungkin ada yang menyatakan: bahwa orang-orang yang mengatakan kedua orang tua Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam di dalam neraka adalah orang-orang yang tidak memiliki adab kepada beliau shalallahu ‘alaihi wasallam !!! Untuk syubhat yang satu ini, insya Allah akan kita kupas pada pembahasan yang akan datang. Wallahu a’lam.

Penutup

Di antara akhlak seorang mukmin dan mukminah adalah menerima terhadap ketentuan Allah dan Rasul-Nya dengan sepenuhnya. Allah berfirman:

“Dan tidaklah pantas bagi seorang mukmin dan mukminah apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan untuk memilih yang lain dari urusan mereka. Barangsiapa yang menentang Allah dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata” (QS. Al Ahdzab: 36)

Dan di antara yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya adalah apa yang telah kami sebutkan di atas berupa hadits-hadits shahih dengan penjelasan para ulama’ bahwa kedua orang tua beliau mati musyrik. Inilah adab seorang mukmin.

Wallahu Ta’ala A’la wa A’lam bish shawab.

[Di nukil dari kitab Adillah Mu’taqad Abi Hanifah Al A’zham fii Abawai Ar Rasul ‘Alaihis Shalatu Wasallam, dengan penambahan yang tidak merubah makna]

Sumber:
1. http://haulasyiah.wordpress.com/2007/07/08/kedua-orang-tua-nabi-mati-musyrik-menjawab-syubuhat-syiah-1/
2. http://haulasyiah.wordpress.com/2007/07/12/kedua-orang-tua-nabi-mati-musyrik-menjawab-syubuhat-syiah-2/

About Fadhl Ihsan

Silakan temukan saya di http://facebook.com/fadhl.ihsan

Posted on 07/12/2011, in Uncategorized and tagged , , . Bookmark the permalink. 12 Komentar.

  1. WAHAI SAUDARAKU SESAMA UMMAT RASULULLAH SAW, ADA HAL YG SAYA INGIN TANYAKAN KPD ANDA PRIHAL PENJELASAN ORANG TUA NABI KITA NABI MUHAMMAD SAW.
    1. JIKA ANDA MEMPEROLEH JANJI DR ALLAH TA’ALA UNTUK DIKABULKAN SEGALA PERMOHONAN ANDA , BAIK MENGHIDUPKAN ORANG MATI ( JIKALAU ) ATAU MENYEMBUHKAN PENYAKIT2 , LALU MAAF2 KEDUA ORANG TUA ANDA MATI DLM KAFIR. LALU SIAPAKAH YG PERTAMA ANDA HADIAHKAN DOA TSB . ( DG CATATAN ANDA DIJAMIN SURGA ) TENTU SEORANG ANAK YG CINTA KPD ORANG TUA AKAN MEMBERIKAN DOA TSB KPD MRK , YAITU DG MOHON DIHIDUPKAN LAGI DAN BERIMAN. PERKARA INI PASTI DILAKUKAN OLEH SETIAP ANAK YG BERBAKTI KPD ORANG TUANYA.
    2. ANDA MENGATAKAN BAHWA ( KAUM SYIAH YG BERPENDAPAT KEDUA ORANG TUANYA ADALAH MUSLIM ??? ) INGAT UCAPAN ANDA DIDENGAR DAN AKAN DICATAT OLEH ALLAH TA;ALA , KNP ANDA TDK MENJELASKAN SECARA RINCI DEMI MENOPANG HUJJAH ANDA AKAN KEYAKINAN ANDA AKAN DUA ORANG TUA RASULULLAH. APAKAH DEMI ITU ANDA BERANI BERDUSTA ATAU MENGURANGI INFO. SEHARUSNYA ANDA BICARA JUJUR KRN ALLAH BAHWA YG BERKEYAKINAN BAHWA KEDUA ORANG TUA NABI SEBAGAI MUSLIM BUKAN SYIAH TAPI KAMI AHLUSSUNNAH WALJAMAAH. YG KEMUDIAN NAMA ITU DIGUNAKAN OLEH SALAFIYYIN UNTUK MENIPU UMMAT ISLAM INDONESIA.
    3. ANDA TDK MENYEBUTKAN AYAT YG MENJELASKAN BAHWA SETIAP MANUSIA YG HIDUP ANTARA MASA KENABIAN TEMPATNYA DI ALA’RAAF. BAIK KANAK2 ORANG GILA SIAPAPUN DIA, SELAMA TDK PERNAH MENDENGAR AKAN ISLAM MAKA DIA AKAN DI ALA’RAF. KNP ANDA TDK MEMBAWAKAN MASALAH INI DAN PERBEDAAN ULAMA DIDALAMNYA.
    4. TAHUKAH ANDA RIWAYAT YG MENJELASKAN DIMANA KETIKA RASULULLAH SAW DUDUK DG PR SAHABAT , TIBA2 DATANG IKRIMAH BIN ABI JAHAL, LALU NABI MUHAMMAD SAW BERKATA : JANGAN ADA YG MENYINGGUNG IKRIMAH DG CERITA ABU JAHAL. >>>>>>>> SUNGGUH INDAH AKHLAK ISLAM SUNGGH AGUNG AKHLAK YG DIAJARKAN NABI MUHAMMAD SAW , NAMUN SAYANG SEBAGAIN UMMATNYA ADA YG KHUSUS MENULIS DAN MENCARI2 DALIL DEMI MENGUATKAN PENDAPAT BAHWA KEDUA ORANG TUA NABI MUHAMMAD BUKAN ISLAM. SUNGGUH MENYEDIHKAN. LALU APAKAH ANDA AKAN MEMBUAT SENANG RASULULLAH SAW . LALU ANDA AKAN DIBERI SYAFAAT BELIAU KRN TELAH BERUSAHA DG KUAT MENJELASKAN PERKARA TSB. LALU RASULULLAH AKAN SENANG DG KARYA ANDA.
    5. ANDA MUNGKIN SETUJU AKAN HADIS YG MENCERITAKAN BAHWA YG PALING RINGAN SIKSAAN NERAKA ADALAH ABU TOLIB, DAN TENTU ANDAPUN AKAN SENANG DG KABAR TSB, DILAIN SISI SEBAGAI UMMATNYA AKAN SEDIH KALAU RASULULLAH SEDIH, AKAN SENANG KALAU BELIAU SENANG. LALU PERTANYAANNYA KALAU ABU TOLIB YG PALING RINGAN LALU ORANG TUA RASULULLAH DIMANA TEMPATNYA. ELBIH RENDAH ATAU LEBIH TINGGI COBA SIMAK LAGI DAN KELUARLAH DR SALAFIYYIN SEBELUM TERLAMBAT.

  2. ahsantum ya…akh ahmad
    an ma’a kum……
    hafidhol ilaahu karoomatan limuhammadin abaaa’ahul amjaada
    saunan li ismihi
    tarokuus sifaaha falam yusibhum aaruhu min aaadama wa ilaa aaabihi wa ummihi.
    humul mukminunnnn

  3. Semua Perkara Ghaib hanya Urusan Allah .
    Akan tapi . tidak masuk Akal . yang baik murni suci lahir dari yang kotor musrik …
    Allah mengatakan kepada nabi . ( Kekasih ) ..apakah Allah tidak sayang kepada Ayah kekasih nya ,( nabi Muhammad ?)
    saya tidak setuju , ayah nabi musrik .. paling kurang Dia …meninggal di masa Fitrah ( fatarah ) masa nabi belum lahir maka beliou tidak dapat hukuman . karena tiada peringatan waktu itu . lalu masalah hadis menghidup kan Ayah nabi Untuk di syahadah kan , insya Allah benar ada nya .
    karena , dulu bnyak nabi yg di beri mukjizat Untuk mengihidup kan orang mati ……
    semoga Ayah nabi tidak seperti anda tulis …..Allahumma salli’ala saiyidina muhammad wa’ala alihi muhammad .,,wa ahlulbaitihi .

    Not ” bila ingin syafa’ah nya jangan buat hati nabi sedih .

  4. alhamdulillah…

  5. Allah SWT –pun menjaga silsilah Nabi saw, mulai dari masanya sayyidina Adam as sampai pada masa kelahiran beliau (Nabi saw) hal ini di katakan dalam firman-Nya : “Bertawakallah kepada (Allah) yang maha perkasa lagi maha penyayang, yang melihatmu ketika kamu ada, dan berpindahnya kamu di dalam (solbun) orang-orang yang sujud (mukmin)” perpindahannya silsilah Nabi saw benar-benar Allah jaga sehingga perpindahan (silsilahnya) melalui orang-orang yang bersujud (mukmin)…

  6. Sebagaimana dengan Ibrahim yang ayahnya kafir bahkan pembuat patung tuhan.. maka hal itu tidak membuat derajat para Nabi menjadi turun demikian pula anak Nabi Nuh atau istri Nabi Luth yg kafir tidak membuat mereka para Nabi jadi rendah kedudukannya… lalu apa keberatan kita mengimaninya karena Nabi sendiri yang mengabarkan bahwa kedua orang tuanya mati dalam keadaan kafir? Maka bukti kecintaan kita kepada Nabi adalah mengimani apa yang beliau kabarkan tsb

  7. Coba simak perkataan Imam Suyuthi radhiyallahu ‘anhu: Aku telah menyelami dengan semua bacaan maka aku mendapati bhw SEMUA IBU PARA NABI ADALAH WANITA-WANITA YANG BERIMAN , maka lebih pastilah lagi ibunya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga wanita yg beriman. (Imam Suyuthi, Abawai Rasulillah fil Jannah hal. 29)

    Akhirnyan sebuah prosa dari Juragan…
    Wahai kaum yang mengkafirkan Ayah Ibu Rasul Junjungan…
    Terpulang kepada engkaulah…
    Aku sudah memberikan dalil-dalil yang nyata…
    Bahwa Abdullah dan Aminah adalah orang-orang yang beriman
    Sementara engkau ragu tentang mereka…
    antara kafir dan beriman…

    Sungguh engkau berada di pertengahan…
    Jika engkau adalah seorang yang adil…
    Maka engkau setidaknya mengambil jalan pertengahan…
    Tidak mengimankan dan tidak pula mengkafirkan…alias diam…
    Jika engkau adalah seorang yang baik…
    Maka engkau akan selalu pasang sikap husnuzhon kepada siapapun…

    Terlebih kepada ayah ibu Rasul Junjungan
    Tetapi jika engkau lebih tetap memilih untuk berjiwa kerdil…
    Maka silahkan engkau lanjutkan…di sana-sini akan pengkafiran…
    Adapun aku dan semua yang menonton…
    Hanya bias terdiam…
    Menyaksikan sebuah keluguan orang-orang yang tak berakal…
    Yah…jika bandelnya sudah parah sedemikian…
    Lebih baik kamu menjadi orang yang tak berakal

  8. PENULIS BERKATA:
    Sebagaimana dengan Ibrahim yang ayahnya kafir bahkan pembuat patung tuhan

    JAWAB
    ITULAH KEBODOHAN ANTUM. MEMBUAT TULISAN ILMU CETEK TP NEKAT SOK ULAMA. MAKANYA BELAJAR YG BENAR. TIDAKA ADA ULAMA YG MENGATAKAN AYAH NABI IBRAHIM PEMBUAT PATUNG. APALAGI MUSRYIK. CUMA ORG SALAFI-WAHABI YG TDK PUNYA ILMU AJA MEYAKINI AYAH NABI IBRAHIM ADALAH AZAR.

    makanya buku buku sirah atau buku tarikh dari ulama2 dahulu seperti ibnu ath thabari, imam suyuti maka antum akan tahu betapa bodohnya antum ttg sejarah nabi-nabi Allah. habis tu .. nekat pula buat tulisan.

    saya siap membantah tulisan dusta antum diatas. dan jika saya tidak bisa membantah tulisan murahan seperti ini maka saya kasih antum 20 juta. syaratnya antum mau mempublikasihan coment saya. BAGAIMANA BERANI ANTUM WAHAI SANG PENGHUJAT KELUARGA NABI. SEMOGA LAKNAT ALLAH MENIMPAMU JIKA KAU TIDAK BERTAUBAT.

  9. IBUMU SAJA KALO DIKATAKAN SEORANG PELACUR KAMU MARAH….APAKAH KAMU MAU MENERIMA TUDUHAN ITU DGN SENANG HATI ? LALU BAGAIMANA JIKA SEMUA ORG YG MENUDUHH IBUMU PELACUR TIDAK MENGHIRAUKAN PERKATAAN DAN SAKSI DARI AHLI KELUARGAMU SEDIKITPUN. MEREKA LEBIH PERCAYA UCAPAN ORANG LAIN DAN TERUS MENYEBARKANNYA KPD ORANG LAIN TANPA BUKTI, (TANPA FAKTA-HANYA UCAPAN), BAHWA IBUMU SEORANG PELACUR MURAHAN. BAGAIMANA PERASAANMU ? NAH PIKIRKANLAH PERASAAN NABI SAW. APAKAH NABI AKAN SENANG DAN MEMBERIMU SYAFAATNYA NANTI DIAKHIRAT KRN ENGKAU SUDAH MENUDUH IBI NABI SAW KAFIR ? PAKE OTAK KALO NGOMONG TU. …

    ANTUM TAHU SEORANG PELACUR MASIH BISA KELUAR DARI NERAKA JIKA DIA PERNAH DAN YAKIN AKAN KALIMAT DUA KALIMAH SYAHADAT. TAPI ORANG KAFIR TDK BISA KELUAR BARANG SEDETIKPUN. LALU BAGAIMANA KAU BERDALIL DENGAN ULAMA SU’ LALU KAU TINGGALKAN ULAMA YG BENAR DAN ULAMA2 AHLUL BAIT ATAU ULAMA KETURUNAN NABI SAW. …….MEMANG ANJING KAU NIH… NDAK ADA OTAK KAU.

    BAGAIMANA PERASAANMU ANDAIPUN BENAR IBUMU SEORANG PELACUR. LALU ORG2 MENGATAKAN KPDMU SETIAP JUMPA. BAHWA IBUMU PELACUR APAKAH KAMU SENANG ? ATAU SAKIT HATI ?
    NAH PIKIRKANLAH PERASAAN DAN HATI RASUL ? TTG UCAPANMU ITU. KALO ANTUM TAK PUNYA ILMU LEBIH BAIK DIAM DAN DENGAR APA KATA ULAMA AHLUL BAIT NABI TTG KETURUNAN MEREKA KARENA MEREKA YG PALING TAHU TENTANG RUMAH MEREKA BUKAN KAU DENGAN SYEIKH2MU YG NASHIBI DISAUDI SANA

    AYO KALO BERANI KITA DISKUSI. WAHAI ORANG PENGECUT. JIKA AKU TDK MEMBERIMU UANG LAKNAT ALLAH MENIMPAKU JIKA KAU BISA MEMATAHAN ARGUMENTASIKU.

  10. Dengan memohon taufiq dari Allah, saya ingin mengoreksi beberapa kekeliruan mas younedib secara ringkas:

    1. mas younedi berkata: “itulah kebodohan antum membuat tulisan ilmu cetek tp nekat sok ulama. makanya belajar yg benar. tidak ada ulama yg mengatakan ayah nabi ibrahim pembuat patung. apalagi musyrik. cuma orang salafi-wahabi yg tdk punya ilmu aja meyakini ayah nabi ibrahim adalah azar”

    Allah ta’ala berfirman: “dan permintaan ampun Ibrahim untuk ayahnya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya pada ayahnya itu. tatkala telah jelas bagi Ibrahim bahwa ayahnya merupakan musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri dari ayahnya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang lembut hatinya lagi santum” [At-Taubah: 114]

    Allah berfirman: “ingatlah tatkala Ibrahim berkata pada ayahnya, Azar, “pantaskah engkau menjadikan patung-patung ini sebagai tuhan-tuhan? sesungguhnya aku memandang engkau dan kaummu dalam kesesatan yang nyata” [Al-An’am: 74]

    Imam Ath-Thabari rahimahullah berkata: “ayat ini merupakan berita dari Allah tentang nabi Ibrahim. tatkala telah jelas bagi nabi Ibrahim bahwa ayahnya merupakan musuh Allah, maka beliau pun berlepas diri dari ayahnya” [Tafsir Ath-Thabari, 14/523]

    Salafi Wahabi beriman sepenuh hati terhadap firman Allah, meskipun tidak masuk akal. apakah mas berimantm terhadap ayat di atas??

    2. mas berkata: “makanya buku buku sirah atau buku tarikh dari ulama2 dahulu seperti ibnu ath-thabaru, imam suyuthi maka antum akan tahu betapa bodohnya antum ttg sejarah nabi-nabi Allah. habis tu…nekat pula buat tulisan!

    Allah ta’ala berfirman: “tidaklah patut bagi nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampunan bagi orang-orang musyrik, meskipun orang-orang musyrik itu adalah karib kerabatnya, setelah jelas bagi mereka bahwa orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahannam” [At-Taubah: 113]

    Imam Ibnu Katsir Asy-Syafi’i rahimahullah ketika menafsirkan ayat di atas menyebutkan hadits berikut beserta sanadnya secara lengkap,

    Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “…aku memohon pada Rabb-ku agar diperbolehkan memintakan ampunan untuk ibuku, namun Dia tidak memberikan izin padaku. maka kedua mataku meneteskan air mata karena kasih sayangku pada ibu dari (azab -pen-) api neraka” [Tafsir Ibnu Katsir, 4/221]

    Imam Ath-Thabari rahimahullah berkata: “sebagian ulama yang lain menyatakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan ibunda rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tatkala nabi ingin memintakan ampunan untuk ibunya, namun Allah tidak memberikan izin pada beliau” lalu Imam Ath-Thabari menyebutkan 5 riwayat hadits yang mendukung pendapat ini. [Tafsir Ath-Thabari, 14/511-513]

    saya telah membaca Tafsir Ath-Thabari dan Tafsir Ibnu Katsir dengan kemudahan dari Allah, mas sendiri sudah baca belum??

    3. mas berkata: “lalu bagaimana kau berdalil dengan ulama su’ lalu kau tinggalkan ulama yg benar dan ulama2 ahlul bait atau ulama kerurunan nabi saw…..memang anjing kau nih…ndak ada otak kau.

    ayo kalo berani kita diskusi. wahai orang pengecut. jika aku tdk memberimu uang laknat Allah menimpaku jika kau bisa mematahkan argumentasiku.”

    kami berdalil dengan firman Allah dan hadits nabi dengan membawakan perkataan ulama ahli tafsir. tapi maaf-maaf saja, kami tidak membawakan perkataan ulama syi’ah dalam masalah ini. perkataan ulama ahlussunnah (sunni) menurut kami sudah cukup.

    Jika seorang muslim yang beriman pada firman Allah dan hadits nabi dikatakan anjing, pengecut dan tidak punya otak !! lalu julukan apakah yang lebih pantas bagi orang-orang yang mendustakan firman Allah dan hadits nabi??

    kami (ahlussunnah) hanyalah menginginkan kebaikan bagi kaum muslimin, kami tidak mengharapkan imbalan apapun. tidak terlintas di benak kami untuk mendoakan laknat bagi saudara sesama muslim. harapan kami agar orang-orang yang kami dakwahi mendapatkan hidayah. semoga Allah memberikan tambahan hidayah pada saya, mas younedi dan seluruh kaum muslimin..amin

    4. mas berkata: “ibumu saja kalo dikatakan seorang pelacur kamu marah…apakah kamu mau menerima tuduhan itu dgn senang hati?”

    nabi shallallahu ‘alaihi wasallam meneteskan air mata dan bersedih atas ketetapan Allah tersebut, kami pun ikut bersedih. namun, permasalahan ini adalah perkara ghaib, apakah kita berhak menolak firman Allah hanya dengan menggunakan perasaan dan logika?? ayat dan hadits nabi dalam masalah ini merupakan ujian bagi nabi dan orang-orang beriman, apakah mereka beriman terhadap ketetapan Allah dalam Al-Qur’an dan hadits? ataukah mereka lebih mengedepankan akal dan perasaan?

    wabillahittaufiq

  11. Sesak rasa dada ini mendengar bahwa kedua orang tua nabi Solallohu Alaihi Wasalam meninggal dalam keadaan kafir. Namun jikalau kenyataan ini didukung dengan dalil yang kuat, baik dari Al-Quran maupun Alhadist,… ya kita sebaiknya sami’na waatho’na,.. dan jangan mengedepankan akal dan perasaan. Agama adalah dalil, maka kita ambil dan ikuti sesuatu yang lebih mencocoki dalil. Syukron katsiro ya akhi atas tambahan ilmunya.

Tinggalkan komentar