Hukum Menyampaikan Ceramah di Masjid Ahlul Bid’ah

Fatwa Asy-Syaikh ‘Ubaid bin Abdillah Al-Jabiri hafizhahullah

ﺍﻟﺴﺆﺍﻝ:
ﺃﺣﺴﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻟﻴﻜﻢ، ﻭﻫﺬﺍ ﺳﺎﺋﻞٌ‏‎ ‎ﻳﻘﻮﻝ: ﻣﺎ ﺣﻜﻢ ﺇﻟﻘﺎﺀِ ﺍﻟﻤﺤﺎﺿﺮﺍﺕ‎ ‎ﻓﻲ ﻣﺴﺎﺟﺪِ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒﺪﻉ؟

ﺍﻟﺠﻮﺍﺏ:
ﺃﻭﻟًﺎ: ﺍﻟﺬﻱ ﺃﻋﻠﻤﻪُ ﺃﻥَّ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒِﺪﻉ‎ ‎ﻋﻠﻰ ﺿﺮْﺑﻴْﻦ، ﻳﻌﻨﻲ ﻗﺴﻤﻴﻦ:
– ﺍﻟﻘﺴﻢ ﺍﻷﻭﻝ: ﻣُﻨْﺼِﻒ؛ ﻳﻘﺒﻠﻮﻥ‎ ‎ﺍﻟﺤﻖ، ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻗﺒﻮﻟﻬﻢ ﻟﻴﺲ ﺗﺎﻣًّﺎ،‏‎ ‎ﻟﻜﻦ ﻳُﺼﻐﻮﻥَ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﻻ ﻳﻌﺎﺭﺿﻮﻥ،‏‎ ‎ﻭﻳﺘﺮﻛﻮﻥَ ﺍﻟﺤﻀﻮﺭ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻫﻢ‎ ‎ﻋﻠﻴﻪ، ﻭﻫﺆﻻﺀ ﻫﻢ ﺍﻟﻤﺴﺌﻮﻟﻮﻥ ﻋﻦ‎ ‎ﺍﻟﻤﺴﺎﺟﺪ ﺍﻟﻌﺎﻣﺔ، ﺍﻟﺘﻲ ﻳﺄﺗﻴﻬﺎ ﻫُﻢ‎ ‎ﻭﻏﻴﺮﻫﻢ، ﻓﻬﺬﻩ ﺍﻟﻤﺴﺎﺟﺪ ﻧُﺠﻴﺐ‎ ‎ﺍﻟﺪﻋﻮﺓ، ﻟِﻴﻨﺘﻔِﻊَ ﺍﻟﺤﺎﺿﺮﻭﻥَ ﻣﻦ‎ ‎ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴُّﻨﺔ، ﻓﻴﻪِ ﻣُﺆﺍﺯﺭﺓ ﻟﻬﻢ، ﻓﻴﻪ‎ ‎ﺷﺪ ﺃﺯﺭ ﻟﻬﻢ، ﻭﻓﻴﻪ ﺗﻘﻮﻳﺔ ﻟﻌﺰﻣﻬﻢ‎ ‎ﻭﺗﺜﺒﻴﺘﻬﻢ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺴﻨﺔ.
– ﺍﻟﻘﺴﻢ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ: ﻳﻨﻘﺴﻢ ﺇﻟﻰ‎ ‎ﻗﺴﻤﻴﻦ:
· ﻗﺴﻢٌ ﻣﺴﺎﺟﺪﻫﻢ ﻣﻐﻠﻘﺔ ﻻ ﻳﺄﺗﻴﻬﺎ‎ ‎ﻏﻴﺮﻫﻢ، ﻭﻻ ﻳﺘﻴﺤﻮﻥ ﺍﻟﻔﺮﺻﺔ ﻟﻤﻦ‎ ‎ﻟﻴﺲ ﻋﻠﻰ ﻧﻬﺠﻬﻢ ﺇﻟَّﺎ ﺣﻴﻦ ﻳﺄﺗﻲ‎ ‎ﺻﺎﺣﺐ ﺳُﻨَّﺔ، ﻓﺈﻟﻘﺎﺀ ﺍﻟﻤﺤﺎﺿﺮﺍﺕ‎ ‎ﻓﻲ ﻣﺴﺎﺟﺪﻫﻢ ﻭﻛﺬﻟﻚ ﻧﻮﺍﺩﻳﻬﻢ‎ ‎ﺍﻟﺨﺎﺻﺔ ﺑﻬﻢ ﻫﺬﺍ ﺃﺷﺪُّ ﺃﺯﺭٍ ﻟﻬﻢ‎ ‎ﻭﺗﻮﻫﻴﻦٌ ﻟﻌﺰﻡِ ﺃﻫﻞِ ﺍﻟﺴﻨﺔ،‏‎ ‎ﻓﺈﺟﺎﺑﺘﻬﻢ ﺑﺎﻃﻠﺔ، ﺧﻄﺄ، ﻭﺿﺮﺭ ﻋﻠﻰ‎ ‎ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴُّﻨﺔ.
· ﺍﻟﻘﺴﻢُ ﺍﻵﺧﺮ: ﻣﻦ ﻳﺘﻜَﻠَّﻤﻮﻥ‎ ‎ﻭﻳَﺘَﺼَﺪَّﺭﻭﻥ ﺑﻌﺪ ﺇﻟﻘﺎﺀ ﺍﻟﻤﺤﺎﺿﺮﺓ –‏‎ ‎ﻓﻲ ﺣﻴﻦِ ﻭﺟﻮﺩ ﺍﻟﻤﺤﺎﺿﺮ ﺃﻭ ﺑﻌﺪﻩ-‏‎ ‎ﺑﺘﻌﻠﻴﻘﺎﺕٍ ﻳُﻠْﻘﻮﻥَ ﻓﻴﻬﺎ ﺍﻟﺸُّﺒﻪ، ﻓﻜﺬﻟﻚ‎ ‎ﻻ ﺗُﺤﻀﺮ ﻓﻴﻬﺎ ﺍﻟﻤﺴﺎﺟﺪ. ﻧﻌﻢ.

Tanya: Semoga Allah berbuat baik kepadamu wahai Syaikh, penanya ini berkata: Apa hukum menyampaikan ceramah di masjid-masjid ahlul bid’ah?

Jawab:

Pertama, yang aku ketahui bahwa ahlul bid’ah itu ada dua kelompok:

Kelompok pertama: Bersifat objektif, mereka menerima kebenaran, meskipun penerimaan mereka tidak sempurna, akan tetapi mereka mau mendengarkannya dan tidak menentang, dan mereka membiarkan kehadiran tersebut dalam kondisi mereka seperti itu, sedang mereka adalah para pengurus masjid-masjid umum, yaitu masjid-masjid yang digunakan oleh mereka maupun selain mereka, maka masjid-masjid seperti ini kita penuhi undangan, agar orang-orang yang hadir dari kalangan Ahlus Sunnah mendapatkan manfaat, padanya terdapat dukungan dan pemantapan bagi mereka (Ahlus Sunnah), dan padanya juga terdapat penguatan terhadap semangat dan pengokohan terhadap mereka di atas sunnah.

Kelompok kedua: Terbagi lagi menjadi dua jenis:

Jenis pertama: Masjid-masjid mereka tertutup bagi orang lain, mereka tidak memberikan kesempatan kepada siapa saja yang tidak berada di atas manhaj mereka kecuali ketika datang seorang Ahlus Sunnah. Maka memberikan ceramah di masjid-masjid mereka, demikian pula di seminar-seminar mereka yang khusus mereka, adalah lebih kuat bentuk dukungannya terhadap mereka dan pelemahan terhadap semangat Ahlus sunnah, maka memenuhi undangan mereka adalah batil, salah dan berbahaya bagi Ahlus Sunnah.

Jenis kedua: Ahlul bid’ah yang ikut berbicara dan tampil setelah penyampaian ceramah tersebut -baik di waktu adanya penceramah atau setelah ia pergi- yaitu dengan menambahkan komentar-komentar yang disisipi syubhat-syubhat, maka demikian pula undangan di masjid-masjid seperti ini tidak boleh dihadiri. Na’am.

ﻭﺑﺎﻟﻠﻪ ﺍﻟﺘﻮﻓﻴﻖ ﻭﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ‎ ‎ﻧﺒﻴﻨﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﻭﺳﻠﻢ

Sumber: http://ar.miraath.net/fatwah/7757

Sumber: http://sofyanruray.info/hukum-menyampaikan-ceramah-di-masjid-ahlul-bidah/

About Fadhl Ihsan

Silakan temukan saya di http://facebook.com/fadhl.ihsan

Posted on 19/02/2015, in Uncategorized. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan komentar